"::Segenap Staf Redaksi Surat Kabar Umum WARTA SUKAPURA mengucapkan "Selamat HARI PERS Nasional" ”

Selasa, 24 Januari 2012

DADAHA MILIK SIAPA ?



 Sebagaimana yang telah kita maklumi bersama bahwa komplek Dadaha adalah sarana untuk olah raga dan hiburan bagi masyarakat  Tasikmalaya.
 Di saat hari minggu dan liburan komplek penuh sesak dengan pengunjung yang berolahraga,sekedar jalan-jalan dan juga anak-anak untuk bermain-main.
 Para pejalan kaki berlalu lalang” pabaliut “ dengan becak,delman,sepeda motor,mobil campur dengan pedagang kaki lima mulai dari penjual makanan sampai kepada penjual pakaian dan mainan,sungguh suatu pemandangan yang  terkesan ramai tapi “sareukseuk” di pandang mata.
 Sekilas  komplek dengan sarana olah raganya seperti tidak tersentuh oleh tangan tangan pemerintah selaku pengatur,merawat dan penjaga sarana kepentingan dan pelayanan umum lalu sampai kapankah keadaan ini belangsung.
 Di satu sisi masyarakat sangat membutuhkan sarana olah raga dan hiburan yang menandai aman,nyaman dan bersih namun disisi lain pihak-pihak pengelola tidak tampak batang hidungnya,seyogyanya masyarakat jangan didik dan dilatih keterpaksaan dan kebiasaaan .
 Bandingkan penataan lingkungan di Bali yang keadaannya relative jauh lebih baik dengan kita,bukankah aparat pemerintah sudah melakukan studi banding ke sana? Lalu mana hasilnya ?
 Ada hal lain yang perlu diungkapkan disini bahwa di dalam ketertiban lingkungan bukan saja pemerintah yang patut dipersalahkan namun peran masyarakatpun cukup besar khusus nya pedagang kaki lima.
 Nampaknya mereka tidak menyadari bahwa hidup mereka itu syareaatnya berasal dari komplek  Dadaha atau dengan perkataan lain ,bahwa sumber penghidupan mereka berasal dari pengunjung dimana para pengunjung tesebut sebetulnyamembutuhkan lingkungan komplek Dadaha  yang aman,nyaman,bersih dan tertib.
 Jadi sudah sewajarnya para pedagang kaki lima harus  mulang tarima kepada  komplek Dadaha dengan cara ikut serta memprihatinkan keinginan yang di butuhkan oleh para pengunjung.
 Berdasarkan pengamatan para pihak,biang kerok dari kesemrautan  dan porak poranda nya komplek Dadaha  tidak lepas dari hiruk-pikuknya rebutan asset.padahal kalau dicermati lebih dalam lagi  yang terjadi sebenarnya bukan rebutan asset melainkan belum terjadinya penyerahan asset secara legowo oleh pihak yang mengaku paling berhak menguasai asset.
 Menurut pendapat kami kalau berbicarah soal serah menyerahkan asset kelihatannya sangat tergantung dari selera para pihak terkait digampangkeun bisa di persulit juga biasa.
 Berangkat dari carut marut Komplek Dadaha ini kami mengetik hati bapak-bapak beserta Dewan Kabupaten agar sudahi kiranya segera menyerahkan Komplek Dadaha tanpa syarat kepada pihak Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan mengesampingkan segala tektek bengek  peraturan yang ada karena sebagaimanapun juga kami anggap  bahwa sebuah peraturan  merupakan hasil dari suatu kesepakatan.
 Jika Bapak Bupati  dan Bapa Dewan sudah bisa sepakat  untuk menyerahkan pengelolaan komplek Dadaha  dengan legowo apalagi yang harus di permasalahkan ?
 Adapun yang menjadi alasan kami menulis surat dengan substansi khusus masalah komplek Dadaha kurang lebih sebagai berikut :
1.Komplek Dadaha merupakan sarana untuk umum dan penggunan hamper sebagian besar adalah masyarakat Kota Tasikmalaya.
2.Komplek Dadaha merupakan kebanggaan Kota Tasikmalaya dengan lokasi yang cukup strategis sehingga keberadaanya patut dilestarikan dan untuk melestarikan ini perlu kejelasan pengelola.
3.Komplek Dadaha bukanlah asset yang tepat untuk dijadikan ruislag yang konon dalam suatu kejadian ruislaag suka ditunggangi dengan kepentingan –kepentingan pribadi.
 Demikian surat ini dengan harapan semoga dapat dikabulkan sebab kami merasa yakin seyakin-yakinnya meskipun kami hanya segelintir orang namun insya allah akan didukung oleh segenap masyarakat Kota Tasikmalaya.
Penulis Adalah Tokoh Tasikmalaya
Peduli Dadaha

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | Grocery Coupons